Allahu Akbar. Rasa tolong menolong sesama
pengendara motor yang sangat luar biasa..
Saya baru merasakan hal ini kemarin.
Kemarin pagi, Sabtu (4/6/16), di jalanan
sebelum lampu merah pasaraya manggarai, saya mendengar bunyi yang keras sekali.
Saya kira itu bunyi truk yg lewat di sebelah saya, tapi ketika truk sudah
menjauh bunyinya masih terdengar keras. Saya baru sadar bunyi keras itu adalah
bunyi motor saya saat motor saya perlahan berhenti dan akhirnya berhenti sempurna.
Saya panik. Gas masih menyala, bensin masih
full, tapi ban motor tak ada yg mau bergerak. Sekeras apapun saya menarik gas
motor, sia-sia, yg ada hanya bunyi gas motor yang meraung-raung lemah.
Saya memasang sen kiri di depan marka P
dicoret. Saya tau itu tidak boleh tapi saya teruskan saja, saya harus
menghubungi saudara di rumah. Semua orang di rumah yang saya hubungi tidak
merespon. Bbm ceklis 1, telpon mati
semua. Akhirnya saya mendorong motor saya, mendorong ke depan, dimana saya
tidak akan menjumpai bengkel sejauh manapun saya mendorong ke jalan yang biasa
saya lalui.
Saya terus mendorong motor di sisi motor
dan mobil yang saling berebutan jalan dan mereka sesekali mengklakson saya
karena mendorong motor dengan lemah dan menutupi jalan mereka. Saya terus
mendorong sampai tangan saya mulai melemah, sambil berdoa pada Allah agar Ia
memberikan pertolongan pada saya. Saya yakin akan hal itu.
Beberapa lama kemudian ada bapak sekitar
usia 35an yang memanggil saya dari belakang, "Mba, mba motornya kenapa? Ke
depan, Mbak pinggirin". Bapak itu menstandar diri kan motor saya, mengecek
bensin, lalu mencoba menggas sekuat tenaga tapi ban motor saya tidak kunjung
berputar.
"Wah mbak ini kayaknya penbelnya putus
nih. Ke bengkel ini harusnya. Bengkel dimana ya. Hmm. Jauh. Ada disana di deket
tempat kerja saya. Mbak bisa kan naik motor Nanti motornya saya dorong dari
belakang pake kaki"
Akhirnya Bapak Penolong itu mendorong motor
saya. Dengan bahasa slang yang saya kenal dengan 'stut'.
Saya belum pernah didorong seperti ini.
Banyak hal lucu dan bodoh yang saya lakukan selama motor saya didorong oleh
bapak itu. Saya tidak bisa mengarahkan motor saya lah, belok kanan kiri sesuka
hati sampai mau tertabrak lah, sehingga membuat bapak itu geleng-geleng dan
kesal mungkin karena ke-telmi-an dan ke-oon-an saya.
Bapak penolong sangat luar biasa. Ia harus
sering berpindah posisi di kanan kiri saya untuk mendorong. Saya tau bapak itu
lelah sekali karena jalanan untuk menemui bengkel yang sudah buka pukul
setengah 8 itu jauh sekali. Mungkin sejauh 2 km lebih aksi dorong-dorongan itu.
Hingga akhirnya kami bertemu bengkel yang sudah buka. Dan bapak itu dengan
sigapnya memberitahu kondisi motor saya dan mengingatkan saya agar menelepon
saudara di rumah sebelum bapak itu pamit pergi ke tempat kerjanya. Bapak itu
terlihat tergesa-gesa karena mungkin ia sudah sangat telat ke tempat kerja
karena membantu saya yang menghabiskan waktu hampir 30 menit lamanya.
Lalu abang bengkelnya membuka motor saya,
dan memberitahu bahwa penbelnya alias rantai karet motor saya putus dan harus
diganti. Ia memberitahu harga penbel original 130rb. Saya panik karena tadi
pagi saya iseng sekali mengeluarkan uang dari dompet sehingga uang hanya
tersisa 60rb di dompet saya.
Saya menelpon orang rumah untuk mengirimkan
uang tapi respon mereka begitu lama. Akhirnya saya jujur ke abang bengkel kalau
saya hanya punya uang 60rb. Abang bengkelnya iba, akhirnya ia mencarikan penbel
bekas dan memasangnya pada motor saya dengan harga 60rb yang abangnya dan adik
saya akui itu adalah harga 'menolong' karena seharusnya harganya tidak semurah
itu.. Akhirnya motor saya bisa menyala dengan ban yang bisa berputar. Rasanya
saya ingin langsung menangis tapi saya tahan karena banyak orang di bengkel
itu. Mereka mungkin kasihan pada saya karena sejak saya datang, muka saya
memerah, cemas dan sedih karena ingin menangis..Setelah berterima kasih pada
abangnya, saya pamit pergi.
Langsung saya menutup helm saya yang
berwarna hitam dan menangis sejadi-jadinya. Saya menangis bukan karena sedih
motor mogok dalam keadaan sedang sendiri dan tak membawa uang. Saya menangis
karena saya tak kuasa memikirkan Maha Pengasihnya Allah pada diri saya.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
engkau dustakan? Ia memberimu pertolongan dalam ujian yang ia berikan. Ia
menggerakkan hati Bapak Penolong itu untuk membantumu. Membantu orang yang tak
bapak itu kenal. Mengorbankan tenaga dan waktu meski ia tahu yang akan ia
dapatkan di akhir hanya kata 'terima kasih', bukan uang lima puluh ribuan
bahkan uang berwarna merah terang. Membantu tanpa pamrih. Membantu dengan
ikhlas. Membantu saudaranya yang kesusahan. Ya Allah, saya sedih karena saya
sendiri masih enggan menolong orang. Saat melihat orang yang kesusahan saya
masih belum peka membantu sedang engkau masih sedia membawakan bala bantuan
melalui Bapak Penolong itu. Saya hanya bisa mendoakan Bapak penolong itu agar
Allah membalasnya dengan kebaikan yang paling baik di dunia dan di akhirat.
Berikan bapak itu pahala yang engkau ridhoi karena mengamalkan perintah-Mu
tentang ta'awun, tolong menolong, Ya Allah.. Semoga bapak itu selalu dalam
penjagaan-Mu dalam setiap langkahnya, Ya Allah.. Aamiin..
Hikmah yang bisa saya petik dari kejadian
luar biasa kemarin:
- Tolonglah saudaramu, maka Allah akan menolongmu
- Sesungguhnya setiap kesulitan ada kemudahan. Maka bersabarlah. Sesungguhnya Allah tidak akan menguji di luar batas kemampuanmu.
- Sesungguhnya kebaikan sebesar biji zarrahpun akan Allah perhitungkan. Maka mengapa harus enggan membantu dalam kebaikan?
- Kita tidak tahu amalan atau perbuatan apakah yang dapat menghantarkan kita pada syurga. Maka berlakubaiklah. Siapa tau doa orang yang sedang Allah uji dapat menghantarkanmu pada syurga-Nya.
- Hidup ini bukan segalanya untuk diri sendiri. Korbankanlah kepentingan diri bila kepentingan orang lain lebih penting dari kepentingamu. Jangan egois.
- Senantiasa mengingat Allah dalam setiap langkah agar apapun yang terjadi pada kita senantiasa berada dalam naungan-Nya.
"Dan tolong menolonglah kamu dalam
kebaikan"
Insya Allah sehabis Allah mengingatkan saya
untuk peka pada lingkungan dan hikmah tolong-menolong, saya akan berusaha
meringkankan tangan, kaki, lisan dan seluruh anggota tubuh dan semua yang saya
punya untuk menolong orang lain. Menolong saudara yang kesusahan. Menolong
mereka yang butuh bantuan..
Allahu Akbar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar