Minggu, 05 Juni 2016

Tolonglah Saudaramu, Allah Pasti Menolongmu



Allahu Akbar. Rasa tolong menolong sesama pengendara motor yang sangat luar biasa..

Saya baru merasakan hal ini kemarin.
Kemarin pagi, Sabtu (4/6/16), di jalanan sebelum lampu merah pasaraya manggarai, saya mendengar bunyi yang keras sekali. Saya kira itu bunyi truk yg lewat di sebelah saya, tapi ketika truk sudah menjauh bunyinya masih terdengar keras. Saya baru sadar bunyi keras itu adalah bunyi motor saya saat motor saya perlahan berhenti dan akhirnya berhenti sempurna.

Saya panik. Gas masih menyala, bensin masih full, tapi ban motor tak ada yg mau bergerak. Sekeras apapun saya menarik gas motor, sia-sia, yg ada hanya bunyi gas motor yang meraung-raung lemah.

Saya memasang sen kiri di depan marka P dicoret. Saya tau itu tidak boleh tapi saya teruskan saja, saya harus menghubungi saudara di rumah. Semua orang di rumah yang saya hubungi tidak merespon. Bbm ceklis 1,  telpon mati semua. Akhirnya saya mendorong motor saya, mendorong ke depan, dimana saya tidak akan menjumpai bengkel sejauh manapun saya mendorong ke jalan yang biasa saya lalui.

Saya terus mendorong motor di sisi motor dan mobil yang saling berebutan jalan dan mereka sesekali mengklakson saya karena mendorong motor dengan lemah dan menutupi jalan mereka. Saya terus mendorong sampai tangan saya mulai melemah, sambil berdoa pada Allah agar Ia memberikan pertolongan pada saya. Saya yakin akan hal itu.

Beberapa lama kemudian ada bapak sekitar usia 35an yang memanggil saya dari belakang, "Mba, mba motornya kenapa? Ke depan, Mbak pinggirin". Bapak itu menstandar diri kan motor saya, mengecek bensin, lalu mencoba menggas sekuat tenaga tapi ban motor saya tidak kunjung berputar.

"Wah mbak ini kayaknya penbelnya putus nih. Ke bengkel ini harusnya. Bengkel dimana ya. Hmm. Jauh. Ada disana di deket tempat kerja saya. Mbak bisa kan naik motor Nanti motornya saya dorong dari belakang pake kaki"

Akhirnya Bapak Penolong itu mendorong motor saya. Dengan bahasa slang yang saya kenal dengan 'stut'.

Saya belum pernah didorong seperti ini. Banyak hal lucu dan bodoh yang saya lakukan selama motor saya didorong oleh bapak itu. Saya tidak bisa mengarahkan motor saya lah, belok kanan kiri sesuka hati sampai mau tertabrak lah, sehingga membuat bapak itu geleng-geleng dan kesal mungkin karena ke-telmi-an dan ke-oon-an saya.

Bapak penolong sangat luar biasa. Ia harus sering berpindah posisi di kanan kiri saya untuk mendorong. Saya tau bapak itu lelah sekali karena jalanan untuk menemui bengkel yang sudah buka pukul setengah 8 itu jauh sekali. Mungkin sejauh 2 km lebih aksi dorong-dorongan itu. Hingga akhirnya kami bertemu bengkel yang sudah buka. Dan bapak itu dengan sigapnya memberitahu kondisi motor saya dan mengingatkan saya agar menelepon saudara di rumah sebelum bapak itu pamit pergi ke tempat kerjanya. Bapak itu terlihat tergesa-gesa karena mungkin ia sudah sangat telat ke tempat kerja karena membantu saya yang menghabiskan waktu hampir 30 menit lamanya.

Lalu abang bengkelnya membuka motor saya, dan memberitahu bahwa penbelnya alias rantai karet motor saya putus dan harus diganti. Ia memberitahu harga penbel original 130rb. Saya panik karena tadi pagi saya iseng sekali mengeluarkan uang dari dompet sehingga uang hanya tersisa 60rb di dompet saya.

Saya menelpon orang rumah untuk mengirimkan uang tapi respon mereka begitu lama. Akhirnya saya jujur ke abang bengkel kalau saya hanya punya uang 60rb. Abang bengkelnya iba, akhirnya ia mencarikan penbel bekas dan memasangnya pada motor saya dengan harga 60rb yang abangnya dan adik saya akui itu adalah harga 'menolong' karena seharusnya harganya tidak semurah itu.. Akhirnya motor saya bisa menyala dengan ban yang bisa berputar. Rasanya saya ingin langsung menangis tapi saya tahan karena banyak orang di bengkel itu. Mereka mungkin kasihan pada saya karena sejak saya datang, muka saya memerah, cemas dan sedih karena ingin menangis..Setelah berterima kasih pada abangnya, saya pamit pergi.

Langsung saya menutup helm saya yang berwarna hitam dan menangis sejadi-jadinya. Saya menangis bukan karena sedih motor mogok dalam keadaan sedang sendiri dan tak membawa uang. Saya menangis karena saya tak kuasa memikirkan Maha Pengasihnya Allah pada diri saya.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? Ia memberimu pertolongan dalam ujian yang ia berikan. Ia menggerakkan hati Bapak Penolong itu untuk membantumu. Membantu orang yang tak bapak itu kenal. Mengorbankan tenaga dan waktu meski ia tahu yang akan ia dapatkan di akhir hanya kata 'terima kasih', bukan uang lima puluh ribuan bahkan uang berwarna merah terang. Membantu tanpa pamrih. Membantu dengan ikhlas. Membantu saudaranya yang kesusahan. Ya Allah, saya sedih karena saya sendiri masih enggan menolong orang. Saat melihat orang yang kesusahan saya masih belum peka membantu sedang engkau masih sedia membawakan bala bantuan melalui Bapak Penolong itu. Saya hanya bisa mendoakan Bapak penolong itu agar Allah membalasnya dengan kebaikan yang paling baik di dunia dan di akhirat. Berikan bapak itu pahala yang engkau ridhoi karena mengamalkan perintah-Mu tentang ta'awun, tolong menolong, Ya Allah.. Semoga bapak itu selalu dalam penjagaan-Mu dalam setiap langkahnya, Ya Allah.. Aamiin..

Hikmah yang bisa saya petik dari kejadian luar biasa kemarin:
  1. Tolonglah saudaramu, maka Allah akan menolongmu
  2. Sesungguhnya setiap kesulitan ada kemudahan. Maka bersabarlah. Sesungguhnya Allah tidak akan menguji di luar batas kemampuanmu.
  3. Sesungguhnya kebaikan sebesar biji zarrahpun akan Allah perhitungkan. Maka mengapa harus enggan membantu dalam kebaikan?
  4. Kita tidak tahu amalan atau perbuatan apakah yang dapat menghantarkan kita pada syurga. Maka berlakubaiklah. Siapa tau doa orang yang sedang Allah uji dapat menghantarkanmu pada syurga-Nya.
  5. Hidup ini bukan segalanya untuk diri sendiri. Korbankanlah kepentingan diri bila kepentingan orang lain lebih penting dari kepentingamu. Jangan egois.
  6. Senantiasa mengingat Allah dalam setiap langkah agar apapun yang terjadi pada kita senantiasa berada dalam naungan-Nya.

"Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan"
Insya Allah sehabis Allah mengingatkan saya untuk peka pada lingkungan dan hikmah tolong-menolong, saya akan berusaha meringkankan tangan, kaki, lisan dan seluruh anggota tubuh dan semua yang saya punya untuk menolong orang lain. Menolong saudara yang kesusahan. Menolong mereka yang butuh bantuan..
Allahu Akbar!

ESSAY PENGAJAR SBMPTN KSE UNJ

Pendidikan itu mahal. Sekolah negeri, meski sudah digratiskan biaya operasionalnya, masih merupakan beban yang sulit dipikul bagi segol...